Minggu, 08 Februari 2009

No Action Talk Only, Burukkah?


Oleh : FX. Gus Setyono

“Jadi orang jangan suka NATO, yang penting kerja..!” Kalimat ini sering terdengar untuk menyindir agar orang itu jangan bisanya hanya ngomong atau berteori, tapi juga mesti bisa bekerja dan melaksanakan apa yang diomongkan.

Masalahnya sekarang, apakah orang yang bisanya ngomong dan berteori itu selalu buruk? Jawabnya : belum tentu. Orang yang sukanya debat kusir, asal ngomong, asal komentar dengan tidak didasari pendapat yang logis atau ilmiah, memang buruk. Demikian juga orang yang kerjaannya mencemooh dengan tujuan meremehkan atau menjatuhkan karya orang lain, itu juga tidak baik.

Namun kita tidak bisa meng-gebyah uyah, bahwa setiap orang yang bisanya ngomong dan berteori itu pasti buruk. Banyak orang yang memang kemampuannya menyusun suatu konsep, menyampaikan teori-teori hasil pemikirannya, meskipun belum tentu dia bisa melaksanakan. Konsep dan teori yang dimaksud tidak hanya ngawur dan asal saja, tetapi merupakan hasil pemikiran yang cerdas, kritis, ilmiah atau dilandasi ilmu pengetahuan yang telah terbukti dalam pelaksanaannya.

Orang yang demikian biasanya adalah para pemikir, budayawan atau filsuf yang sangat ahli membuat konsep pemikiran atau filsafat. Dan mereka tentulah bukan orang yang bodoh, namun sangat dalam pengetahuannya mengenai sesuatu hal. Tidak ada pemikir, budayawan atau filsuf yang terbentuk tanpa proses pembelajaran yang dalam dan serius. Setidaknya pasti mereka suka membaca, belajar dan mengamati sesuatu secara kritis.

Talenta Dari Tuhan
Mereka yang suka berpikir, berteori, berfilsafat, bukanlah orang buruk, meskipun belum tentu bisa melaksanakan apa yang diteorikan. Sebab, Tuhan memberikan talenta kepada setiap manusia tidaklah sama. Ada yang bisanya berpikir, berteori, berfilsafat dan berbicara (menjelaskan semua teori atau hasil pemikirannya), namun lemah dalam pelaksanakan di lapangan. Sebaliknya ada orang yang talentanya adalah melaksanakan (di lapangan) namun tidak mampu berkonsep, berteori atau berbicara. Sangat jarang orang yang hebat dalam berteori dan sekaligus pelaksanaan.

Dengan demikian, apakah orang yang selalu berbicara, berteori tanpa bisa melaksanakan itu merupakan suatu kekurangan? Jawabnya sudah diuraikan di atas, bahwa no action talk only maupun no talking action only, masing-masing merupakan talenta. Yang buruk adalah, bila orang tidak memiliki kemampuan kedua-duanya atau tidak mau memanfaatkan kelebihan yang dimilikinya.

Jadi setiap orang mesti bisa memanfaatkan talentanya dan mau menghargai satu sama lain. Mereka yang pintar berkonsep, berteori dan berbicara mengenai hasil pemikirannya, mesti terus mengasah kemampuannya itu dan bersiaplah untuk menjadi pemikir, pengonsep teori, penyusun sistem, penasihat ahli atau orator yang ulung. Bagi yang terampil melaksanakan di lapangan gunakan kemampuan itu untuk menjadi tenaga-tenaga ahli yang banyak dibutuhkan oleh berbagai organisasi ataupun Bangsa ini.

Pemimpin Bijaksana
Demikian juga kalau kita menjadi pemimpin sebuah organisasi. Jangan langsung mendis-kreditkan anggota yang sukanya NATO. Pemimpin yang bijaksana dan jeli akan memanfaatkan talenta yang dimiliki oleh masing-masing anggotanya untuk mengembangkan organisasinya. Dia akan menempatkan orang yang berkemampuan berkonsep, berteori dan berbicara pada tem-pat yang tepat. Demikian juga terhadap anak buah yang memiliki kemampuan melaksanakan.

Nah, sekarang tergantung Anda. Apakah akan menjadi orang yang jeli dan bijaksana, ataukah tetap ikut-ikutan menilai orang yang selalu NATO sebagai orang yang buruk?***